Varietas Potensial untuk Perakitan Varietas Unggul Baru Mawar
Mawar (Rosa hybrida L.) digemari masyarakat karena keindahan, keanggunan, dan keharumannya. Domestikasi mawar memiliki sejarah panjang dan kompleks. Spesies mawar telah dihibridisasi pada wilayah geografis yang luas seperti Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Proses domestikasi bertujuan untuk memilih beberapa karakter bunga yang berpengaruh terhadap kualitas bunga, antara lain bunga ganda, warna kelopak, aroma bunga, dan diameter bunga (Nurmalinda & Hayati 2014). Bunga mawar tumbuh subur di Indonesia, dengan warna yang beragam, merah, putih, kuning, pink, oranye, dan lainnya.
Perakitan Varietas Baru Mawar Melalui Persilangan Konvensional
Mawar (Rosa hybrida L.) termasuk tanaman hias dalam kelompok genus Rosaseae yang dibudidayakan sebagai bunga potong, tanaman taman, bahan industri obat, dan kosmetik. Spesies mawar terdiri atas 150 spesies, 10 ribu lebih kultivar, dan sekitar 8–20% merupakan hasil persilangan (Horibe & Yamada 2017). Mawar merupakan tanaman introduksi dan domestikasi dari Eropa dan Cina beberapa ribu tahun yang lalu. Introduksi mawar dari Cina ke Eropa terjadi pada abad 18, dengan beragam warna, tipe tumbuh, ukuran bunga, aroma, dan tingkat adaptasi mawar (Debener & Byrne 2014).
Kelayakan Luas Optimum Usahatani Krisan Potong di Bandungan Jawa Tengah
Krisan merupakan produk utama dalam produksi tanaman hias nasional, oleh karena itu krisan mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Pada akhir tahun 1990-an, pasar potensial bunga krisan adalah pasar yang berada di kota besar. Seiring berjalan waktu, perilaku masyarakat yang menyukai keindahan tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun terjadi juga pada masyarakat yang tinggal di daerah. Pada beberapa tahun terakhir, masyarakat yang tinggal di daerah mulai menggunakan bunga krisan dalam dekorasi pesta pernikahan. Selain itu beberapa pemerintah daerah yang letak wilayahnya memiliki iklim yang sesuai dengan syarat tumbuh krisan, mengembangkan kawasan berbasis agrowisata di daerahnya.
Teknologi Produksi Benih Ruscus Berkualitas Menggunakan Nodus Infloresen Muda Sebagai Sumber Eksplan
Ruscus hypophyllum L. (Famili: Liliaceae) merupakan tanaman hias daun, berwarna hijau sepanjang tahun, tanaman penutup tanah, berasal dari Afrika Barat (Stamps 2001). Tanaman ini memiliki daun seperti cladodes, tidak berduri, sangat pupuler digunakan sebagai daun potong dalam rangkaian bunga karena bentuknya yang unik, menarik, dan memiliki daya simpan lebih dari 1 bulan, baik sebagai tanaman taman maupun tanaman ruangan (Purwito, Muklisa & Maharijaya 2005). Di Indonesia, R. hypophyllum/Ruscus banyak dibudidayakan secara komersial di bawah rumah skrin berbahan paranet di daerah Pasir Sarongge dan Cipanas-Cianjur, Cisarua-Bogor, dan Cihideung-Bandung Jawa Barat. Di Cihideung-Bandung khususnya, petani mampu memproduksi lebih dari 500 ikat per minggu dan dijual dengan harga Rp8.000,00 – 14.400,00 per ikat bergantung kualitasnya.
Kuliner nusantara sudah akrab dengan masakan berbahan baku bunga. Di beberapa daerah ada masakan berbahan bunga dan sangat populer, seperti tumis bunga pepaya, pecel kembang turi, sambal bunga kecombrang, sayur besan khas Betawi yang tidak lain adalah sayur bunga terubuk, dan masih banyak lagi jenis masakan yang memanfaatkan bunga yang ada di sekitar pekarangan atau kebun. Semuanya kekayaan kuliner nusantara.
Pada periode tahun 2014, mangga merupakan tanaman buah yang memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap produksi buah nasional setelah pisang, yaitu 2.431.330 ton atau sekitar 12,86%. Tanaman tersebut tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Wilayah penghasil mangga utama di Indonesia adalah Jawa Timur mencapai 922.727 ton, Jawa Tengah mencapai 459.669 ton, Jawa Barat mencapai 321.482 ton, Sulawesi Selatan mencapai 161.829 ton, dan Nusa Tenggara Barat mencapai 118.427 ton (Anonymous 2016).
Perbanyakan Alpokat Fuertindo Dengan Teknik Okulasi
Tanaman alpokat (Persea americana Mill.) merupakan tanaman introduksi, diduga berasal dari Amerika Tengah dan Guatemala yang dibawa ke Indonesia sekitar abad 18. Tanaman ini telah berkembang dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Tanaman alpokat tidak menghendaki persyaratan iklim yang ekstrim sehingga hampir di seluruh kondisi iklim di Indonesia relatif sesuai untuk pertumbuhan tanaman alpokat. Namun demikian, di pulau Jawa, sebagian Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara masih mendominasi produksi alpokat dibandingkan daerah lain di Indonesia (Sugiyatno 2006).
Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman memiliki arti yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sejumlah varietas komoditas tanaman telah dimanfaatkan secara intensif sebagai pangan, sejumlah spesies tanaman lainnya yang belum dimanfaatkan diketahui memiliki potensi dalam mendukung program pemuliaan tanaman. Perubahan iklim merupakan isu penting yang memiliki potensi dapat mengancam ketersediaan SDG tanaman.
Pemanfaatan Kompos Plus Alternatif Pengendali OPT Ramah Lingkungan Pada Komoditas Sayuran
Tahun : 2018
Penulis : Wiwin Setiawati, Abdi Hudayya dan Ahsol Hasyim Detail
Pemanfaatan Kompos Plus Alternatif Pengendali OPT Ramah Lingkungan Pada Komoditas Sayuran
Agribisnis sayuran merupakan sumber pendapatan bagi petani skala kecil, medium, dan besar karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya mempunyai nilai jual yang tinggi, jenis sayuran diusahakan sangat beragam, dapat diusahakan di lahan relatif sempit serta memiliki potensi permintaan tinggi dari pasar domestik maupun luar negeri. Untuk meningkatkan produktivitas sayuran, seringkali para petani menggunakan input produksi
Konsep Strategi Promosi dari Penyelenggaraan Spekta Hortikultura
Dalam pemasaran semua produk (teknologi), kemampuan produsen menciptakan kualitas produk merupakan kinerja yang selalu menjadi penilaian bagi konsumen. Produk yang memiliki spesifikasi lebih menjadi daya tarik bagi konsumen untuk membelinya. Kualitas produk memengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Keunggulan produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan konsumen. Indikator kepuasan dapat dilihat dari frekuensi penggunaan produk tersebut oleh konsumen, sehingga konsumen tersebut akan loyal, selanjutnya menjadi pelanggan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan secara terus menerus.